Kota yang ditinggalkan penduduknya
Kota yang ditinggalkan penduduknya
Prypiat, Ukraina

Pada tanggal 26 April 1986 terjadi ledakan pada reaktor di reaktor pembangkit listrik tenaga nuklir Chernobyl di Ukraina yang saat itu masih menjadi sebuah negara bagian dari Uni Sovyet. Kejadian tersebut adalah kejadian terburuk sepanjang sejarah dalam proses pengolahan sumber daya nuklir menjadi tenaga listrik. Efek radiasi akibat dari ledakan tersebut menyebar keseluruh Ukraina dan menyebabkan ribuan orang tewas di Ukraina dan Rusia dan efek dari radiasi tersebut menyebar ke seluruh negara hingga tahun 2006.
Prypiat ditetapkan sebagai wilayah yang tidak aman untuk dihuni dan dibutuhkan waktu ratusan tahun hingga aman untuk dihuni oleh manusia.
Kadyckhan, Rusia

Kadykchan adalah sebuah kota yang dibangun setelah perang dunia ke-2 sebagai kota bagi para pekerja tambang batu bara. Pada tahun 1996, 6 orang pekerja tewas akibat ledakan dalam tambang batu bara. Untuk menghindari bahaya, tambang tersebut ditutup dan 12.000 jiwa yang menghuni kota tersebut diungsikan yang membuat kota tersebut menjadi sunyi dan tak berpenghuni.
Centralia, Pennsylvania USA.

Centralia adalah sebuah kota yang awalnya dihuni oleh 3000 jiwa dan berdiri sejak tahun 1866. Ditahun 2005, hanya tersisa 12 orang setelah sebelumnya ditahun 1981 masih dihuni 1000 orang akibat terbakarnya tambang pada tahun 1962. Kebakaran ini terjadi karena pembakaran sampah yang dilakukan oleh para pekerja yang secara tidak sengaja membuat cadangan batu bara yang ada dibawah kota tersebut terbakar, hal ini membuat efek pusat cadangan batubara yang ada menjadi ikut terbakar dan sangat susah dipadamkan, semua teknik telah dilakukan dan biaya yang tak ternilai jumlahnya telah dikeluarkan namun tidak dapat memadamkan api pada kandungan batubara yang begitu besar.
Di tahun 1981 setelah 20 tahun api terus menyala, seorang anak terperosok kedalam sebuah lubang yang terbuka namun ia berhasil selamat dari lubang menganga sedalam 150m dengan berpegangan pada akar, lubang ini mengeluarkan gas karbon monoksida yang beracun.Pemerintah federal mengeluarkan dana 42 juta dollar untuk memindahkan sisa penduduk yang masih bertahan di tahun 1982 dan secara resmi menutup kota tersebut, hanya 20 warga yang tinggal sebagai warga liar di bekas rumah yang dulunya resmi milik mereka, jalur utama keluar dan masuk ke kota tersebut ditutup karena tanah-tanah disekitar kota tersebut terbuka dan mengeluarkan gas putih yang beracun. Dan hampir sebagian besar rumah dan bangunan tersebut terbakar oleh api.
Pulau Hashima Jepang

Pulau Hashima adalah sebuah pulau kecil bebatuan yang terletak dilepas pantai Nagasaki Jepang. Pada masa jayanya pulau ini adalah pulau yang sangat penting dimana merupakan pusat utama pertambangan batubara di Jepang hampir seabad lamanya. Pulau ini menyimpan batubara yang cukup besar.
Pada mulanya pulau ini dimiliki oleh sebuah keluarga penduduk setempat yang mulai menambang batu bara disana secara tradisional, lalu dibeli Mistubishi Corporation pada tahun 1890 dan mulai saat itu kejayaan Hashima dimulai. Karena letaknya yang cukup jauh sekitar 18 mil dari Nagasaki membuat Mitsubishi membangun rumah-rumah buat pekerjanya. Sebuah apartement permanen dibangun dimana keluarga para pekerja mendiami sebuah kamar yang sempit dan harus berbagi kamar mandi dan dapur dengan keluarga lainnya.
Fasilitas pelengkap bagi daerah tersebut kemudian dibangun seperti theater, praktik dokter, restoran dan bar, dan kota ini menjadi padat dan seluruh komplek dikota tersebut dihubungkan oleh terowongan bawah tanah. Pada puncaknya di tahun 1959 pulau Hashima adalah kota yang paling padat penduduknya dimuka bumi dimana dihuni oleh 5259 jiwa berarti 835 orang untuk area seluas 2.5 hektar. Tidak semua para pekerja di Hashima bekerja disana atas kemauan mereka sendiri. Dimasa perang dunia ke-2 pemerintah Jepang memaksa para pekerja China dan Korea bekerja disana, sekitar 122 dari 500 pekerja asal Korea meninggal antara tahun 1939-1945.
Setelah perang dunia ke-2 para pekerja di pulau tersebut mendapat berbagai macam kemewahan dan fasilitas seperti televisi dan radio dll. Namun pada bulan Januari 1974 dimana penggunaan minyak bumi sebagai sumber energy lebih banyak dipakai dibandingkan batu bara, Mitsubishi Corp mengumumkan bahwa tambang tersebut akan ditutup, dan dibulan April tahun 1974 adalah saat dimana para penghuni terakhir pulau tersebut diangkut oleh feri meninggalkan pulau itu.
Sumber: terselubung.in