Cerita inspiratif: menanam kejujuran

Menanam kejujuran

Dalam hidup, kejujuran merupakah sifat seseorang yang dapat bermanfaat, walaupun dimana ia berada, orang jujur akan disambut dengan hangat.

Orang jujur akan dengan tulus menghadapi semua masalah yang menimpanya, tidak ada penyesalan, tidak ada rasa takut, dapat hidup dengan tenang dan aman.

Didalam kehidupan, jika tidak ada kejujuran, hidup seperti berada dalam lingkungan kejahatan, seperti berada dalam cuaca berawan yang tak ada sinar matahari. Seluruh keadaan menjadi gelap penuh dengan kejahatan dan jebakan. Setiap langkah mesti dilakukan dengan hati-hati.

Kejujuran merupakan kunci sukses hidup manusia. Orang jujur akan dipercaya oleh orang lain. Didalam perusahaan, orang jujur akan mendapat banyak kepercayaan, dari pemilik perusahaan, direksi hingga karyawan lainnya. Dengan kepercayaan ini, ia akan mendapat banyak hal yang menguntungkan buatnya, termasuk salah satunya adalah untuk kesuksesan hidupnya.

Gambaran lebih jelas tentang bagaimana kejujuran dapat menjadikan seseorang berhasil, digambarkan dalam cerita berikut ini:

Seorang pria pemilik perusahaan sudah semakin tua dan ia tahu sudah waktunya untuk memilih seorang pengganti yang akan menggantikan posisi dalam bisnisnya.

Alih-alih memilih salah satu direksi dari anak-anaknya, ia memutuskan untuk melakukan sesuatu yang berbeda. Dia menyebut salah satu eksekutif muda di perusahaannya akan menjadi penggantinya.

Dia mengatakan, "Sudah saatnya bagi saya untuk mundur dan memilih CEO berikutnya. Saya telah memutuskan untuk memilih salah satu dari kalian."

Para eksekutif muda itu terkejut. "Saya akan memberikan kalian masing-masing tugas hari ini, salah satu tugas yang sangat istimewa. Aku ingin kalian menanam benih ini, siramlah dengan air setiap harinya, dan kembalilah kalian ke sini satu tahun dari sekarang, dengan membawa apa yang tumbuh dari benih yang telah kuberikan kepada kalian. Saya kemudian akan menilai tanaman yang kalian bawa, untuk saya pilih menjadi CEO berikutnya."

Satu orang, bernama John, seperti yang lainnya, menerima benih. Ia pulang ke rumah dan penuh semangat, bercerita kepada istrinya. Dia membantunya mendapatkan pot, tanah dan kompos untuk menanam benih.

Sehari-hari, ia menyiram benih dengan air dan memantau apakah benih sudah tumbuh. Setelah sekitar tiga minggu, beberapa eksekutif lainnya mulai membicarakan tentang bibit mereka dan tanaman yang mulai tumbuh.

John terus memeriksa benihnya, tapi tidak pernah tumbuh. Tiga minggu, empat minggu, lima minggu berlalu. Sekarang, orang lain sedang berbicara tentang tanaman mereka, tetapi John tidak seperti itu dan dia merasa gagal.

Enam bulan berlalu. John akhirnya tahu bahwa benih tidak mungkin tumbuh. Kini, setiap orang memiliki pohon dan tanaman yang tinggi, tapi dia tidak. John tidak mengatakan apa-apa kepada rekan-rekannya, namun, dia hanya terus melakukan penyiraman dan pemupukan tanah. Dia begitu ingin benih agar tumbuh.

Setahun akhirnya berlalu dan semua eksekutif muda dari perusahaan membawa tanaman mereka kepada CEO untuk pemeriksaan.

John mengatakan kepada istrinya bahwa ia tidak akan membawa pot kosong. Tapi istrinya meminta untuk bersikap jujur tentang apa yang terjadi. John merasa sangat berat, karena itu akan menjadi saat yang paling memalukan dalam hidupnya, namun ia tahu istrinya benar.

Dia mengambil pot kosong ke ruang dewan. Ketika John datang, ia kagum pada berbagai tanaman tumbuh pada eksekutif lainnya. Tanaman yang indah dalam segala bentuk dan ukuran.

John menaruh pot kosong di lantai dan banyak rekan-rekannya tertawa, bahkan beberapa merasa kasihan padany.

Ketika CEO datang, ia mengamati ruangan dan disambut eksekutif muda.

John hanya mencoba untuk bersembunyi di belakang. "Apa tanaman dan bunga kalian telah tumbuh," kata CEO. "Hari ini salah satu dari kalian akan ditunjuk CEO berikutnya!"

Tiba-tiba, CEO melihat di belakang ruangan sebuah pot yang kosong. Ia memerintahkan Direktur Keuangan untuk membawanya ke depan.

John sangat ketakutan. Dia berpikir, "CEO tahu aku gagal! Mungkin dia akan memecat saya!"

Ketika pot John dibawa ke depan, CEO bertanya apa yang terjadi dengan benihnya. John mengatakan kepadanya dengan bercerita.

CEO meminta semua orang untuk duduk kecuali John. Dia menatap John, dan kemudian mengumumkan kepada eksekutif muda, "Lihatlah, Chief Executive Officer berikutnya! Namanya John!".

John sama sekali tidak percaya. John bahkan tidak bisa menumbuhkan benihnya.

"Bagaimana dia bisa menjadi CEO baru?" Kata yang lain.

Kemudian CEO mengatakan, "Satu tahun yang lalu, saya memberikan kalian di ruangan ini benih. Saya mengatakan kepada kalian untuk mengambil benih, menanamnya, menyiramnya dengan air, dan membawanya kembali ke sini sekarang. Tapi aku memberikan kalian bibit yang direbus, mereka sudah mati sehingga tidak mungkin untuk tumbuh. Kalian semua, kecuali John, telah membawa sebuah tanaman dan bunga. Kalian menemukan bahwa benih tidak akan tumbuh, lalu kalian menggantinya dengan benih lain yang kuberikan padamu. John adalah satu-satunya dengan keberanian dan kejujuran membawakan sebuah pot kosong dengan biji di dalamnya. Oleh karena itu, ia adalah orang yang akan menjadi Chief Executive Officer baru! "
  • Jika kita menanam kejujuran, kita akan menuai kepercayaan.
  • Jika kita menanam kebaikan, kita akan menuai teman.
  • Jika kita menanam kerendahan hati, kita akan menuai kebesaran.
  • Jika kita menanam ketekunan, kita akan menuai kepuasan.
  • Jika kita menanam pertimbangan, kita akan menuai perspektif.
  • Jika kita menanam kerja keras, kita akan menuai sukses.
  • Jika kita menanam pengampunan, kita akan menuai rekonsiliasi.
Jadi, hati-hati dengan apa yang kita tanam sekarang; itu akan menentukan apa yang akan kita tuai nanti.
Link copied to clipboard.